Laman

Kamis, 28 Juni 2012

Berkat Petara (Tuhan) Melimpah di Halaman Negeri

Sejak masih kecil, 20 tahun silam kami bersaudara hidup senasib persis anank-anak lain di perbatasan negeri tepatnya di Kampung nanga seran kecamatan Merakai Kabupaten Sintang. Saat kecil kami hidup layaknya etnis dayak kebanyakan yang hampir semua kebutuhan pangan dari alam sekitar, kami akrab dengan semua semua jenis spesies baik itu tetumbuhan maupun berbagai jenis binatang, kalaupun kami perlu ami memanfaatkan seperlunya saja.
inilah yang dapat kukenang sampai hari ini, masih teringat dibenakku kalau-kalau ini tetap ku alami sepanjang hidupku kelak. mungkin ini yang orang bilang pengalaman hidup, tapi menurutku sendiri ini adalah pembelajaran masa lalu, karena inilah yang mendidik kami sampai hari ini dialam terbuka, tanpa gedung sekolah apalagi tenaga pengajar (yang kami pernah dengar mereka adalah Sang Guru di sekolahan pemerintah)? kalaupun benar itu semata karna aku pernah dengar dari sahabatku Engkadan orang Senayan yang sempat mampir ketika melintasi menuju Serawak.
wah pikirku, kalau saja aku dapat kesempatan layak kawanku ini, mungkin aku bisa sekolah kayak anak-anak indonesia lainnya ya?, pikirku ngeracau. Tapi bagaimanapun aku tetap akan menikmati alam sekitar negeri yang semenjak kecil mengajarkan berbagai proses hidup alamiah Orang Dayak Ibanik, inilah sekolahku, inilah tempaan pendidikanku sesengguhnya.
Sekarang aku sungguh serius menyadari penting bagiku menyelamatkan alam sekitar supaya warisan Petara dapat kmai nikmati secara komunal.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar